Dalam sektor bisnis apa pun, pengiriman barang menjadi satu bagian penting di dalamnya, termasuk dalam bisnis retail. Untuk bisa membuat bisnis retail berjalan dengan baik terutama di mata konsumen, maka proses distribusi barang harus dilakukan dengan efisien dan efektif. Terlebih saat proses pengiriman mid mile maupun last mile.
Sebelum membahas lebih jauh perihal pengiriman barang ritel, namun apa sebenarnya bisnis ritel itu?
Pengertian Bisnis Ritel
Menurut definisi, pengertian bisnis ritel adalah kegiatan penjualan barang atau jasa dari bisnis ke konsumen untuk digunakan sendiri. Transaksi retail berbeda dengan grosir. Bisnis ritel menangani barang dalam jumlah kecil, sedangkan grosir berurusan dengan pembelian barang dalam skala besar.
Berdasarkan dari alurnya, dalam bisnis ritel, para pelaku bisnis yang menjalankan kegiatan usaha biasanya disebut pengecer. Di mana, pada umumnya para pengecer akan membeli barang kepada produsen atau supplier dalam jumlah besar, untuk mendapat harga yang lebih murah. Setelah itu, nantinya para pengecer akan memproses barang dengan cara menjualnya kembali ke konsumen akhir dalam jumlah yang lebih kecil atau sedikit.
Jenis dan Contoh Usaha Retail
Freepik.com/Rawpixel.com
Di Indonesia sendiri, sektor usaha ritel menjadi salah satu sektor bisnis yang cukup mudah ditemui karena memiliki banyak jenisnya. Berikut ini jenis dan contoh bisnis ritel:
1.) Berdasarkan skala penjualan
– Skala besar
Dalam bisnis ritel skala besar, pengecer (pelaku usaha ritel) menyediakan barang yang dijual, dalam jumlah besar. Namun, yang membedakan dengan grosir adalah meski dalam jumlah besar, mereka tetap bisa melakukan pendistribusian langsung ke konsumen akhir, untuk dikonsumsi secara pribadi.
Contoh usaha ritel skala besar yang biasa kita temui adalah supermarket atau department store seperti Carrefour, Hypermart, Matahari, Ramayana, Centro, Foodhall, dan masih banyak lagi. Usaha-usaha ritel ini sering juga disebut dengan modern trade. Sebab, jenis ritel skala besar ini, memiliki nuansa modern, dari segi lokasi, fitur, teknologi dan pelayanannya.
– Skala kecil
Untuk bisnis ritel skala kecil adalah bisnis yang dilakukan pengecer (yang menjual barang dalam jumlah satuan) namun dengan jumlah yang lebih kecil, daripada ritel skala besar.
Umumnya, usaha ritel skala kecil ini biasa disebut dengan general trade atau tradisional ritel, karena dilakukan secara konvensional oleh perorangan.
Hal lain yang membedakan dengan skala besar adalah, jenis ritel skala kecil ini terbagi lagi menjadi dua kategori, yaitu usaha ritel kecil berpangkal (menetap) dan dan usaha ritel kecil tidak berpangkal (tidak menetap). Apa saja contohnya?
Contoh usaha ritel skala kecil berpangkal adalah seperti minimarket, warung sembako, agen makanan, dan lainnya. Contoh usaha ritel dengan jenis dan kategori ini yang sering kita temui seperti Indomaret, Alfamart, agen makanan atau sembako, toko sayuran, Total Buah Segar, dan lain-lain.
Lalu, contoh usaha ritel tidak berpangkal adalah seperti tukang roti keliling, tukang sayur keliling, dan lain-lain.Â
2.) Berdasarkan kepemilikan
– Ritel mandiri
Sesuai dengan namanya, jenis usaha ritel ini dimiliki oleh individu atau perorangan dan dikerjakan secara langsung oleh pemiliknya. Namun, dalam pengembangannya pemilik usaha tentu bisa menggunakan karyawan agar manajemen dan bisnisnya lebih baik.
– Franchise atau waralaba
Belakangan ini, jenis bisnis ritel yang satu ini menjadi salah satu favorit di Indonesia karena banyak digunakan. Franchise atau waralaba adalah bisnis yang dilakukan dengan membeli atau menyewa hak untuk menggunakan konsep bisnis dan produk dari brand tertentu.
Pelaku bisnis yang mendapatkan hak tersebut, bisa menjual produk yang sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat. Seperti contohnya Ayam Geprek Bensu, Kopi Kenangan, dan masih banyak lagi.
– Corporate Chain
Jenis usaha ritel selanjutnya adalah dengan kepemilikan gabungan dari beberapa individu, yang merupakan pemegang saham dari perusahaan tersebut. Umumnya, jenis usaha ritel ini dilakukan oleh korporasi, dan biasanya berskala besar. Seperti contohnya Matahari Group, Robinson Group, Ramayana Group, dan masih banyak lagi.
3.) Teknik pemasaran
– Ritel offline
Usaha ritel offline adalah jenis kegiatan usaha yang dilakukan secara langsung di tempat mereka menjajakan produk dagangannya. Jenis usaha ritel yang satu ini bisa melakukan proses transaksi langsung tanpa adanya jaringan internet.
Oleh sebab itu, jenis ritel offline mengharuskan kehadiran konsumen di dalam toko, untuk proses jual-beli.
Contoh usaha ritel offline ini adalah usaha yang terdapat fisiknya, seperti supermarket, minimarket, toko baju, outlet, butik, dan lainnya.
– Ritel online
Kebalikannya dari pemasaran offline, usaha ritel online dilakukan melalui online dan memerlukan jaringan internet. Untuk jenis bisnis ritel yang satu ini, konsumen bisa didapat dari mana saja, bahkan dengan lokasi yang sangat jauh sekali pun. Salah satu medianya bisa dengan toko di e-commerce, media sosial, atau online pribadi.
Contoh usaha ritel online saat ini sangat banyak. Bahkan, bisnis rumahan seperti UMKM juga bisa membangun usaha ritel jenis ini, seperti halnya bisnis lokal fashion, kosmetik, makanan, dan lainnya.
Dari berbagai jenis usaha ritel tersebut, tentunya ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi saat proses pendistribusian mid mile dan last mile, apa saja itu?
Tantangan Pengiriman Bisnis Retail
Berikut ini ada 3 tantangan teratas dalam proses pengiriman retail (mid mile dan last mile) yang selama ini menghantui para pelaku bisnis.
1.) Pengiriman tidak dapat diprediksi
Jalan satu arah, penutupan jalan mendadak, kemacetan lalu lintas, dan bencana alam menimbulkan tantangan logistik, baik itu pada pengiriman mid mile atau pun last mile. Selain itu, karena visibilitas pengiriman yang real-time diperlukan dengan ETA yang tepat, banyak dari pengecer lokal yang tidak dapat melacak status pengiriman mereka. Apalagi jika menggunakan jasa pengiriman barang yang tidak menyediakan sistem tracking selama pengiriman.
Ketidakmampuan pelaku bisnis retail dalam memenuhi timeline yang mereka rencanakan, bisa menyebabkan kerugian dalam banyak hal.
2.) Adanya proses penundaan yang tidak perlu
Dalam proses pengiriman barang mid mile dan last mile, alamat yang salah, dan daerah terpencil adalah masalah utama yang berhubungan dengan pengiriman yang menyebabkan penundaan tidak perlu, sehingga memaksa toko retail untuk melakukan upaya pengiriman berulang.
Demikian pula, penundaan terkait pengecer juga dapat terjadi karena praktik pembuatan rute yang tidak efisien dan optimal, penghentian yang berkepanjangan dan tidak terjadwal, serta ketergantungan yang besar pada proses pengiriman secara manual.
3.) Biaya pengiriman yang tidak sedikit
Saat ini, kecepatan menjadi salah satu indikator teratas yang dicari konsumen ketika mereka membeli suatu produk. Hal ini yang kemudian membuat para pelaku bisnis retail UMKM mencari cara agar pengiriman bisa cepat dilakukan, salah satunya dengan cara menyewa truk pengiriman dengan harga yang tinggi atau pun menggunakan jasa pengiriman ekspedisi dengan biaya yang tinggi.
Sebab, biasanya jasa ekspedisi menawarkan harga yang berbeda jika pengiriman harus dilakukan secara cepat.
Dengan adanya 3 permasalahan tersebut, lantas apa solusinya?
Menggunakan Layanan Pengiriman dari Kargo Tech
Kargo Tech adalah marketplace atau platform yang menjadi jembatan penghubung antar kebutuhan shipper atau pelaku bisnis retail dengan para pemilik truk atau transporter. Dengan menyediakan layanan sewa truk, Kargo menjadi solusi yang tepat untuk para pelaku bisnis retail baik itu skala besar atau pun kecil, franchise atau milik sendiri, online atau pun offline dalam menghadapi tantangan pengiriman.
Kargo menyadari bahwa kebutuhan pengiriman untuk setiap pelaku bisnis kecil dan menengah (UMKM) sangatlah tinggi. Tidak hanya perihal pengiriman rutin, tetapi juga apabila pengiriman di waktu-waktu tertentu atau mendadak. Maka, Kargo hadir dengan layanan pengiriman mid mile on call dan pengiriman rutin last mile.
Cara Kargo membantu para pelaku bisnis retail menghadapi tantangan dalam pengiriman lewat Kargo Mid Mile on call:
1. Menawarkan layanan pengiriman dengan FTL (Full Truck Load) atau menggunakan satu truk eksklusif hanya untuk pengiriman bisnis Anda, sehingga bisa lebih cepat sampai.
2. Tersedianya banyak pilihan kendaraan dari unit kecil hingga besar, sesuai dengan kebutuhan bisnis retail.
3. Konfirmasi ketersediaan unit kendaraan hanya dalam waktu kurang dari 3 jam.
4. Proses tracking yang sifatnya real-time saat pengiriman barang.
5. Pilihan pembayaran yang mudah, harga yang transparan dan kompetitif dari harga pasar, sehingga membuat biaya pengiriman Anda lebih hemat.
6. Perlindungan asuransi pengiriman GRATIS hingga mencapai Rp 20 juta.
Lengkapnya solusi pengiriman dari Kargo Mid Mile on call di atas bisa membuat pengiriman bisnis retail Anda jadi lebih efisien dan mudah. Bagaimana caranya? Baca artikel berikut untuk lebih lengkapnya: 10 Tahapan Melakukan Sewa Truk Kargo Mid Mile Delivery On Call
Untuk pengiriman last mile ada juga solusi terbaik yang ditawarkan seperti adanya layanan cash collection, routing management system, dan lainnya. Penasaran dengan semua layanan tersebut? Segera konsultasikan dan serahkan pengiriman Anda di sini!
Comments